Pelatihan Observasi Bawah Air (OBA): Upaya untuk Melestarikan Ekosistem Perairan Bali
Pelatihan Observasi Bawah Air (OBA):
Upaya untuk Melestarikan Ekosistem Perairan Bali
Oleh: Kader Pelestari Budaya Kabupaten Badung
Indonesia
kurang lebih 75% terdiri dari daerah pesisir atau lautan. Hal tersebut
menunjukan bahwa sebagaian besar dari wilayah Indonesia terdiri dari ekosistem
laut. Salah satu pulau dengan obyek pariwisata terbesar adalah bali. Bali
sebagaian besar memanfaatkan keindahan lautannya sebagai obyek pariwisata.
Dengan demikian, sangat diperlukan perlindungan ataupun pelestarian terhadap
ekosistem laut tersebut. Salah satu ekosistem laut yang paling penting adalah
terumbu karang. Sebaran terumbu karang di Bali melingkupi daerah pantai
sepanjang 331,5 km dengan luas 7.592 ha. Sebaran ini meliputi Kabupaten
Buleleng, Karangasem, Klungkung, Badung, Jembrana, dan Kota Denpasar.
Terumbu karang
bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di
laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting
dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Terumbu karang mempunyai
fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting baik segi ekonomi maupun
sebagai penunjang kegiatan pariwisata. Adapun fungsi dan manfaat terumbu karang
adalah (1)Terumbu karang memberikan perlindungan, tempat berkembang biak dan mencari
makan bagi hewan-hewan dalam habitatnya, (2)Sumberdaya laut yang mempunyai
nilai potensiekonomi yang sangat tinggi,
(3)Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian
yang berkaitan dengan kelautan.
Terumbu karang
saat ini sudah banyak terjadi kerusakan-kerusakan. Penyebab utama kerusakan
terumbu karang adalah oleh aktivitas manusia, misalnya melalui tangkap lebih
terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang merusak, seperti potassium
cyanide, bom ikan, muro ami. Ditinjau dari segi ekonomi dan sosial,
pengerusakan karang ini akan menurunkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat. Karena dengan rusaknya ekosistem terumbu karang maka akan berdampak
terhadap penurunan minat pengunjung ke daerah tersebut. Milihat banyaknya
manfaat terumbu karang bagi kehidupan manusia, sehingga diperlukan usaha untuk
melestarikan terumbu karang tersebut, karena kerumbu karang merupakan bagian
dari ekosistem laut. Banyak masyarakat yang berkeinginan untuk melestarikan
ekosistem laut, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara melestarikannya, oleh
karena itu, latihan observasi bawah air sangat diperlukan dalam upaya
pelestarian ekosistem perairan di bali ini.
Observasi bawah
air atau lebih dikenal dengan istilah snorkling
adalah kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan peralatan berupa
masker selam dan snorkel. Selain itu, penyelam sering mengenakan alat bantu
gerak berupa kaki katak (sirip selam) untuk menambah daya dorong pada kaki.
Snorkel adalah peralatan selam berupa selang berbentuk huruf J dengan pelindung
mulut di bagian ujung sebelah bawah. Alat ini berfungsi sebagai jalan masuk
udara ketika bernapas dengan mulut tanpa harus mengangkat muka dari permukaan
air. Pemandangan bawah air bisa dilihat sambil berenang dengan wajah menghadap
ke permukaan air dan bernapas melalui snorkel. Penyelam bisa mengambil napas
dalam-dalam sebelum menyelam ke bawah air. Penyelam scuba menggunakan snorkel
untuk menghemat udara di dalam tabung sewaktu berenang di permukaan
air.Kegiatan snorkeling bisa dilakukan semua orang. Penyelam yang tidak bisa
berenang atau tidak bisa mengapung bisa mengenakan baju pelampung. Ketika
menyelam di air bersuhu rendah, penyelam memakai baju selam untuk menjaga tubuh
dari kedinginan. Selain itu, baju selam merupakan pelindung tubuh dari luka
tergores terumbu karang atau sengatan ubur-ubur.
Snorkeling
adalah kegiatan rekreasiair yang populer, terutama di resor pantai tropis dan
lokasi selam scuba yang dangkal. Penyelam bisa mengamati beraneka ragam flora
dan fauna bawah laut, seperti: terumbu karang, ikan, kerang, bintang laut,
rumput laut, ubur-ubur, udang, dan penyu. Selain itu, snorkeling juga dilakukan
orang di danau air tawar atau sungai. Perlengkapan snorkelling terdiri dari:
masker, snorkel, dan kaki katak.
Masker selam
adalah jendela kedap air yang melindungi sebagian wajah, terutama mata dan
hidung dari air. Di bagian sisi masker terdapat tempat untuk memasang snorkel. Sewaktu
mengenakan masker, penyelam bernapas dengan mulut. Masker dapat menjadi
berembun atau kemasukan air bila penyelam memaksa untuk bernapas melalui
hidung. Rambut penyelam juga tidak boleh terjepit di antara masker dan wajah
supaya masker tidak kemasukan air. Dibandingkan masker selam scuba, masker
snorkeling umumnya berukuran lebih kecil agar kantong udara di dalam masker
menjadi sekecil mungkin. Penyelam harus memakai ukuran masker yang pas dengan
wajah agar masker tidak kemasukan air. Ukuran masker yang pas bisa diperiksa
tanpa perlu memasangkan tali pengikat di kepala. Masker diletakkan di wajah,
dan ditekan sambil menarik napas perlahan-lahan. Bila masker tidak jatuh maka
ukuran masker sesuai dengan wajah pemakainya. Tekanan air membuat masker
menjadi kedap udara, sementara tali pengikat hanya menahan masker agar tidak
terlepas.
Snorkel terdiri
dari dua bagian yaitu selang udara dan pelindung mulut. Selang dibuat dari
plastic atau karet keras, dengan ukuran diameter sekitar 2 cm dan panjang
sekitar 30 cm. Selang yang terlalu panjang membuat bernapas menjadi sulit, dan
memperbesar kemungkinan penyelam menghisap kembali karbon dioksida yang
tertahan di dalam selang. Pelindung mulut dibuat dari silikone atau karet, dan
terdiri dari penutup berbentuk lengkung, dan bagian untuk digigit. Ukuran
pelindung mulut juga harus sesuai dengan ukuran mulut. Ketika menyelam di bawah
air, udara di dalam snorkel keluar, dan air masuk ke dalam snorkel. Ketika
sampai di permukaan, air dalam snorkel dikuras dengan cara menghembuskan udara
keras-keras dari dalam mulut.
Kaki katak adalah
sepatu karet dengan sirip yang melebar di bagian ujung kaki. Snorkeling bisa
saja dilakukan tanpa kaki katak, tapi alat ini bisa menambah daya dorong kaki
manusia ketika berenang. Kaki katak terdiri dari dua jenis: tumit terbuka (open heel) dan kaki tertutup (full footataupocket foot). Jenis kaki
katak kaki tertutup tersedia dalam berbagai ukuran seperti halnya ukuran
sepatu. Dibandingkan kaki katak tumit terbuka, jenis kaki katak tertutup
memiliki ujung sirip yang lebih pendek. Ketika memakai kaki katak tumit
terbuka, penyelam mengenakan sepatu bot dari bahan neoprena. Sepatu bot
berfungsi sebagai pelindung kaki dari dari luka, dinginnya air, atau pencegah
lecet. Kaki katak tumit terbuka hanya dibuat dalam beberapa ukuran: kecil,
sedang, besar, dan ekstra besar. Ukuran kaki katak disesuaikan dengan kaki
pemakainya dengan mengencangkan sabuk di bagian tumit.
Kegiatan latihan
observasi bawah air tersebut sangat bermanfaat bagi orang banyak, secara umum,
latihan ini bermanfaat untuk melatih kemampuan berenang dan menyelam. Selain
itu, latihan ini bermanfaat rekreasi yaitu untuk melihat keindahan ekosistem
laut yang cukup dalam, dan yang terpenting adalah untuk melestarikan ekosistem
perairan yang sudah semakin rusak. Sehingga dengan menguasai teknik observasi
bawah, akan membuat masyarakat yang berkeinginan untuk melestarikan ekosistem
perairan mewujudkan keinginannya.
Komentar
Posting Komentar